Dalam mewujudkan dakwah Islam, secara garis besar ada empat bidang yang menjadi PR umat Islam saat ini. Pertama, kerukunan hidup antar umat beragama. Munculnya benih-benih radikalisme dan ekstrimisme adalah ancaman bagi keberlangsungan kerukunan umat beragama. Ketika keragaman tidak dilihat sebagai keniscayaan, dan ketika perbedaan disikapi dengan hitam putih, maka hal ini akan memunculkan tindak kekerasan. Faktor kerukunan keagamaan juga menjadi bagian dari nilai strategis Indonesia. Sebagai negara dengan pemeluk muslim terbesar, Indonesia adalah jantung perdamaian dunia. Dengan segala keragaman pemikiran keagamaan, tentunya Indonesia akan banyak dilihat kemampuannya dalam mengelola keragaman dimaksud. Dan keberhasilan Indonesia dalam mengelola keberagamaan adalah sebuah sumbangsih bagi dunia sekaligus kiblat bagi dunia dalam mengelola keberagaman keyakinan.
Kedua, pendidikan Islam. Pendidikan adalah faktor penting dalam membangun bangsa. Tanpa pendidikan, mustahil sebuah bangsa akan maju. Begitupula dengan umat Indonesia. Terjangan globalisasi harus diantisipasi oleh umat Islam dengan membangun pola pendidikan Islam yang kompetitif.
Ketiga, kesehatan. Masalah kesehatan juga menjadi agenda kedepan. Derasnya arus perkembangan zaman telah berdampak terhadap ganguan kesehatan di masyarakat, seperti penyebaran penyakit HIV dan AIDS, adalah sebuah ancaman serius yang harus diberikan perhatian oleh umat. Data dari KPAN menyatakan bahwa pada tahun 2008 terdapat 33 juta hidup dengan HIV, di mana 2,0 juta diantaranya meninggal karena AIDS. Adapun usia terjangkita HIV dan AIDS 45% berusia 15-24 tahun. Dengan segala potensi yang dimiliki, umat Islam harus membangun kepedulian terhadap masalah kesehatan. Tata nilai agama yang mengajarkan arti penting kesehatan harus dikembangkan secara maksimal melalui berbagai media yang ada. Agama harus menjadi kekuatan penting dalam membangun kesehatan masyarakat. Keterlibatan umat Islam dalam kampanye kesehatan ini akan berpengaruh besar bagi kehidupan bangsa Indonesia.
Keempat, kesejahteraan umat. Pranata Islam memiliki potensi besar untuk dikembangkan dalam bidang perekonomian umat. Misalnya zakat, wakaf, infak, dan shadaqoh. Itu semua adalah potensi besar yang bisa dimaksimalkan untuk membangun kesejahteraan umat. Saat ini telah berdiri BAZNAS dan BWI. Kedua lembaga ini bertugas mengembangkan zakat dan wakaf. Ini adalah sebuah kemajuan karena akan memberikan kontribusi besar bagi pengentasan kemsikinan. Tentunya semua itu membutuhkan pengelolaan yang bagus dan manajerial yang mumpuni.
Pertanyannya adalah, mampukah umat Islam Indonesia menjawab semua harapan dunia ?
Indonesia memiliki segalanya untuk menjadi pusat peradaban Islam di dunia. Keempat bidang yang telah menjadi PR tersebut sangat mungkin diwujudkan. Tentunya upaya mewujudkannya tidak semudah membalikan telapak tangan. Dibutuhkan upaya keras serta strategis yang baik agar semua yang ditugaskan bisa diselesaikan dengan baik.
Kita memiliki potensi yang besar untuk semua itu. Umat Islam memiliki jaringan yang cukup luas hingga ke pelosok desa. Sosok ulama atau tokoh agama adalah ujung tombak yang harus dimaksimalkan perannya. Ulama atau tokoh agama harus mengambil peran-peran di masyarakat tidak hanya dalam persoalan keagamaan, melainkan juga peran-peran dalam kehidupan lainnya, seperti sosial-politik, ekonomi dan budaya.
Para ulama atau tokoh agama adalah tokoh agama yang mempunyai pengaruh besar di masyarakat. Dengan demikian, maka proporsi ulama di masyarakat tidak hanya memimpin tugas-tugas keagamaan yang berdimensi vertikal semata (ukhrawi), tapi juga dimensi horisontal (duniawi). Ulama atau tokoh agama juga identik dengan lembaga pesantren. Lembaga pesantren adalah agent of social change. Pesantren pada dasarnya adalah lembaga pendidikan, baik agama maupun pendidikan lainnya. Namun pesantren juga bisa melakukan berbagai aktivitas dalam memberi pelayanan kepada masyarakat, seperti mengatasi kemiskinan, memelihara tali persaudaraan, memberantas pengangguran, kebodohan, menciptakan kehidupan yang sehat. Dengan kata lain, pesantren bisa melakukan berbagai kegiatan sebagai pengembangan fungsi kelembagaan, dalam rangka memenuhi tuntunan masyarakat pendukung dan tantangan perubahan zaman.
Ormas Islam tak kalah penting peran dan fungsinya dalam pembangunan. Kelahiran ormas Islam menandai peran besar umat Islam dalam pembangunan, tidak sebatas perjuangan mengangkat senjata.Ormas Islam telah berperan besar dalam mengembangkan potensi umat. Berbagai ormas yang muncul saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Masing-masing memiliki bidang pengabdian terhadap umat.
Semua potensi itu akan menjadi kekuatan besar jika umat Islam mampu membangun sinergi. Inilah kucninya. Kekuatan dan potensi yang berserakan perlu kita satukan dalam bingkau Islam. Di sinilah kerelaan untuk memanggalkan latar belakang politik, sosial, dan golongan adalah sebuah pengorbanan besar. Semuanya kita leburkan dalam tujuan Islam: lii’lai kalimatillâh, menegakkan panji-panji Islam.
Semoga!.
Sumber : Kemenag.go.id
0 komentar:
Posting Komentar