“Mari kita memahami tentang hilal dan posisi bulan, baik secara perhitungan maupun pengamatannya,” ajak Moedji.
Menurutnya, posisi bulan dalam sejarah astronomi, memang yang paling sukar ditentukan. Perlu belajar menghitung bulan secara presisi. Kekeliruan sedikit, bisa menimbulkan kesalahan.
Senada dengan itu, T. Djamaluddin, Profesor Riset Astronomi-Astrofisika LAPAN, menyarankan agar kriteria yang digunakan dalam menetapkan visibilitas hilal sebaiknya lebih astronomis sehingga bisa sama.
“Jika kriterianya sudah bisa disamakan, kita bisa membuat kalender Hijriyah, bahkan sampai 10 tahun yang akan datang,” ujar Djamal.